Selamat Datang di KoPi PaHiT Ku

Calon Suami Yang Egois
Ass,.... bu, saya wanita berusia 27th, dan akan menikah desember tahun ini, tapi saya masih bimbang dengan calon suami yg egois, mau menang sendiri, mau keluarga nya selalu diperhatikan tapi kurang peduli sama keluarga saya, tapi keluarga saya dalam hal ini orgtua (ibu saya) selalu mentolerir apa yg dia lakukan,......
gimana ibu, mohon masukan nya,... apa pernikahan ini harus saya lanjutkan atau gimana bu, sedangkan orang tua sudah setuju dan sayang sama calon suami saya, bahkan terkadang saya anak nya sendiri dikesampingkan, utk info bu,... calon suami saya dari keluarga broken tapi berada / kaya bu,

Ass,.....

bimbang

Jawaban

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Saudariku yang sedang bimbang, mudah-mudahan kebimbangan Anda segera berakhir dan berganti dengan kemantapan untuk melangkah menuju jenjang keluarga bahagia. Memang untuk menuju kemantapan diperlukan beberapa usaha atau ikhtiar dan saya yakin Anda mampu melewatinya. Allah swt.pun akan melihat proses yang Anda ikhtiarkan itu, perkara hasilnya maka sebagai seorang muslim Anda diseyogyakan untuk bertawakkal.

Saudariku yang dirahmati Allah swt.,
Semisal Anda mempunyai sebuah rumah, secara fisik terlihat kokoh dan mewah, namun rumah itu masih terdapat pintu yang tertutup padahal banyak barang penting di balik pintu itu, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan berusaha mendapatkan kunci pintu itu agar dapat membukanya. Kalau Anda tak berhasil maka Anda mesti mencari tukang kunci, bahkan jika barang di dalamnya begitu penting Anda akan rela mendobraknya, bukan begitu? Demikian pula dalam sebuah perkawinan, tak semestinya ada ruang-ruang yang masih terkunci dan salah satu kunci itu adalah komunikasi yang mesti terjalin antar pasangan. Dalam kasus Anda, komunikasi Anda dengan orangtua nampaknya tidak berjalan dengan lancar; bahkan nampak ada kesan Anda terpaksa dalam melangkah. Inilah kunci pertama yang harus Anda buka, yakni ruang privat yang masih tertutup yang ada di dalam diri Anda sendiri yang akan berpengaruh dalam membuka ruang-ruang lain.
Saudariku yang dirahmati Allah swt.,
Pertama, Anda harus siap dengan apapun sifat suami atau Anda berterusterang apa adanya dengan orangtua kalau Anda merasa tidak sanggup. Kadang hal-hal remeh dapat berakibat fatal tanpa kesiapan Anda menjalaninya nanti. Tapi perlu saya tekankan bahwa tidak ada suami dan istri yang lepas dari kekurangan. Fokuskanlah pada kelebihan pasangan dan berusaha toleransilah dengan kekurangan orang lain asal masih dalam tahap yang manusiawi. Sifat egois, self-centered yang ada pada calon Anda nampaknya dipengaruhi oleh masa lalunya yang broken. Bisa jadi ada kebutuhan-kebutuhan emosional yang belum terpenuhi sehingga masih muncul pada saat dia dewasa. Namun bukan berarti bahwa hal ini tak bisa diubah sama sekali, dengan peningkatan keimanan dan pemahaman agama maka kepribadian seseorang akan turut tumbuh, insya Allah.
Saudariku yang dirahmati Allah swt.,
Cobalah dalam waktu yang tersisa ini Anda mencoba berkomunikasi pada calon pasangan maupun orangtua. Jika Anda merasa kesulitan membuka pintu komunikasi pada calon pasangan saat ini, bagaimana nanti setelah menikah? Berlatihlah bersikap asertif/ terus terang karena dalam situasi tertentu sikap ini dibutuhkan. Memang kebahagiaan dalam rumahtangga tidak bisa diukur dari seberapa kaya calon suami, hal ini yang sering berbeda dengan sebagian orangtua. Nampaknya Anda perlu ta’aruf lebih sungguh-sungguh dengan calon suami, katakan harapan-harapan bersama, sehingga Anda dan calon akan mengetahui hal-hal yang diinginkan atau tidak diinginkan oleh masing-masing. Dekatkan diri pada-Nya, SahhalAllahu lakuma, semoga usaha Anda berdua dimudahkan. Amin.

Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Sumber : Konsultasi Keluarga
bersama Siti Urbayatun, S.Psi, M.si. (eramuslim.com)

Hit Counter :
KopiPahitKu